Thursday, December 07, 2006

KERASUKAN SETAN

“Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. ... Yesus berkata kepada mereka, “Pergilah!” Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati didalam air” (baca selengkapnya Mat. 8:28-34).

Belasan tahun silam, penulis bertemu psikiater yang sudah 17 tahun berpraktek di Melbourne yang berkunjung ke Bandung, ia menceritakan bahwa ia dididik untuk menolak segala cerita kosong mengenai kerasukan setan yang dianggap sebagai mitos. Sekali waktu rumah sakitnya menerima pasien bergejala schizophrenia dengan kepribadian ganda, pribadi kedua suaranya lain dan suka mencaci-maki dan mengeluarkan kata-kata najis dan mendorong si pasien bunuh diri dengan mencoba melompat dari jendela atau membenturkan kepalanya ke dinding. Segala bentuk terapi medis, psikologis dan psikiatris sudah dicoba oleh tim dokter rumah sakit jiwa itu tetapi tidak berhasil. Lalu ada yang mengajak seorang pendeta untuk mendoakan dan mengusir roh yang merasuk si pasien dalam nama Tuhan Yesus. Pasien itu terlempar jatuh dan lalu menjadi sadar tanpa tahu apa yang baru dialaminya dan tidak pernah kambuh kembali dengan gejala itu. Ini menyadarkan psikiater itu untuk menerima kenyataan bahwa setan itu memang ada.

Beberapa tahun kemudian ketika penulis menghadiri kongres Metropolis di Melbourne dan mengontak psikiater itu disore hari, ia menyuruh memutar chanel tertentu di TV yang kebetulan baru memulai penayangan liputan TV 90 menit tentang ‘Satanisme masuk Australia’ dimana dihadirkan para ahli lintas ilmu dan juga walikota, pendeta kristen dan dua pendeta Satanis (yang satu berjubah dracula yang lain berjubah pendeta), dan juga korban-korban Satanisme (Ada gadis 15 tahun yang dijadikan breeder Satanisme 7 kali mengalami keguguran dan remaja yang menembak mati ayah & ibunya karena pengaruh ‘the bible of Satan’ dan lagu-lagu ‘Judas Priest’). Tayangan ini menyadarkan peserta dan hadirin panel TV itu tentang adanya kenyataan Satanisme.

Gejala kerasukan setan bisa ditemui disemua bagian dunia, di daerah terpencil yang primitif maupun pusat urban yang modern, dan tidak heran kalau nyaris semua siaran TV di Indonesia menghadirkan siaran misteri, jin dan setan. Di surat kabar/majalah sudah sering diliput kasus-kasus kesurupan, kerasukan dan gangguan setan yang nyata. Orang boleh menolak tetapi Setan hadir.

Ada dua ekstrim pendekatan dalam menghadapi gejala kerasukan setan, disatu ekstrim mereka yang berlindung dibalik label ilmiah seperti para psikolog, dokter maupun para-psikolog modern, mereka menganggap kerasukan itu sekedar ungkapan kekuatan batin bawah sadar seseorang atau sekedar kelainan mental/jiwa yang dimasukkan dalam kategori abnormal psychology. Disisi lain, ada kalangan seperti umumnya adegan-adegan serial misteri dan para pendeta/penginjil tertentu yang menganggap semua gejala ‘aneh’ dianggap diakibatkan oleh kerasukan setan. Tidak sedikit penginjil pengusir setan yang biasa memburu roh rokok, roh pusing, roh porno, bahkan boneka dan patung dikambing hitamkan sebagai tempat mangkalnya roh setan.

Apakah gejala kerasukan setan sekedar gejala ilmiah yang abnormal ataukah memang ada roh jahat/Setan yang merasuk dan bekerja? Sebuah contoh menarik bisa dilihat dalam gejala ‘Poltergeist’ (roh nakal) yang tanda-tandanya adanya hal-hal aneh terjadi seperti bunyi-bunyian keras, terbangnya perabot rumah tangga dan dapur, besi-besi beterbangan dan membara, bahkan bangunan bisa dihancurkan atau terbakar tanpa sebab yang jelas.

Ada kecenderungan dikalangan ahli jiwa dan kedokteran modern yang menekankan bahwa itu gejala yang hanya disebabkan adanya orang (biasanya remaja puber) yang mengalami gejolak bawah sadar atau tertekannya dorongan seksual mereka yang kebetulan berada didekat lokasi kejadian poltergeist itu. Memang ada gejala yang disebabkan oleh kondisi kejiwaan orang-orang tertentu, tetapi penjelasan demikian tidak mampu menjelaskan semua gejala poltergeist yang ada.

Kurt E. Koch yang telah meneliti dengan menjelajahi banyak bagian dunia termasuk antara lain berinteraksi dengan praktek magik di Amerika Latin, Afrika, maupun daerah-daerah angker lainnya di dunia termasuk perdukunan di Indonesia, dan juga kepusat Vodoo di Haiti, Shamanisme di Rusia dan mengunjungi para Lama di Tibet, ia yang sering mendiskusikan kasus-kasus okultisme bersama Prof. Hans Bender, tokoh parapsikologi terkemuka dalam Society for Psychical Research, telah mengumpulkan puluhan ribu kasus okultisme yang sebagian diceritakan dalam puluhan buku yang ditulisnya bertema Okultisme/Demonisme , mengemukakan dalam salah satu bukunya (Occult ABC, hlm. 160-168) bahwa gejala poltergeist bisa disebabkan oleh:

1. Halusinasi. Orang-orang dengan kelainan mental bisa berfantasi terjadinya ilusi/halusinasi gerakan/suara aneh sekalipun tidak benar terjadi dalam dunia nyata. Gejala Schizophrenic biasa bercampur dengan delusi paranoid;

2. Poltergeist yang berkaitan dengan orang tertentu. Kehadiran orang-orang tertentu, biasanya pada masa pubertas, bisa menggerakkan benda-benda disekelilingnya;

3. Poltergeist terkait dengan tempat-tempat tertentu. Ada rumah/gedung tertentu yang mengalami gejala-gejala aneh yang sering diiringi dengan kehadiran manifestasi roh penasaran yang mengganggu;

4. Poltergeist yang dihasilkan oleh guna-guna ahli sihir.

Menghadapi kasus-kasus poltergeist para ahli psikologi, para-psikologi, dan psikiatri akan cenderung menempatkan gejala-gejala demikian ke dalam ranah bawah sadar seseorang atau adanya bakat psikokinesis saja. Ternyata banyak kasus poltergeist baru bisa diselesaikan dengan pengusiran roh jahat/setan dan dalam nama Tuhan Yesus atau ritual lainnya, ini menunjukkan bahwa banyak gejala demikian terjadi karena memang ada campur tangan roh jahat/setan dan guna-guna ahli sihir. Dalam kasus ‘remaja puber yang menyebabkan poltergeist,’ penelitian Kurt Koch pada ribuan kasus poltergeist menunjukkan ada keterlibatan praktek spiritisme dalam keluarga itu atau nenek moyang mereka, sehingga anak-anak yang memasuki puber dengan kejiwaan yang masih terbuka akan mudah dipengaruhi kekuatan spiritisme yang menguasai keluarga itu.

Tidak dapat disangkal bahwa agama-agama lain punya ritual pengusiran roh jahat/setan juga, termasuk dalam agama Taoisme (lihat foto dalam ‘The World’s Great Religions,’ Life, hlm.75). Yang menjadi masalah adalah keterbukaan apakah ‘percaya atau tidak adanya kuasa roh-roh jahat/setan yang mengganggu’ dan ‘dengan kuasa roh apa seseorang mengusir roh itu.’

Lalu bagaimana dengan gejala dengan orang-orang yang kerasukan Roh Jahat/Setan dalam pelayanan Kristen? Apa yang membedakan dengan kelainan kejiwaan?

1. Kita perlu menyadari bahwa seseorang itu benar-benar kerasukan setan/roh jahat dan bukan karena penyakit medis/psikis;

2. Biasanya orang yang kerasukan roh jahat/setan akan marah-marah atau berontak bila didoakan, diajak membaca Alkitab atau menyanyi (misalnya menyanyikan lagu ‘Dalam Nama Yesus’);

3. Orang yang kerasukan setan akan cenderung berperilaku berontak seperti contoh di awal artikel ini, dengan suara pribadi lain dan mencaci-maki sambil mengeluarkan kata-kata najis dan mendorong si pasien bunuh diri dengan mencoba melompat dari jendela atau membenturkan kepalanya ke dinding;

4. Roh perasuk demikian biasanya hanya berhasil diusir oleh pendeta/penginjil yang memiliki karunia khusus terlebih bila dibantu tim doa yang mendoakan secara khusus;

5. Roh Jahat/Setan diusir dalam ‘Nama Tuhan Yesus.’ Tidak semua tengkingan akan berhasil atau bahkan roh itu bisa menyerang hadirin yang lemah (Kis.19:13-20) , karena itu Tuhan menyediakan orang-orang tertentu dengan karunia pengusiran Setan (Mrk.16:17-18; 1Kor.12:7-11) ;

6. Gejala kelainan jiwa tidak akan sembuh total tetapi kerasukan setan akan total bila roh yang merasuk telah diusir.

Gejala alamiah dan supra-alamiah masih banyak dan tak terbatas, dan ilmu pengetahuan dengan hukum-hukumnya yang terbatas belum mampu menjangkau semua itu, disinilah iman dan pelayanan Kristiani membutuhkan karunia Tuhan untuk membedakan roh agar ia bisa menjalani kehidupan didunia ini seutuhnya dan siap-sedia dalam menghadapi tipu daya Iblis (Efs.6:10-20) .

Salam kasih dari Herlianto http://www.yabina.org/

0 Comments:

Post a Comment

<< Home