Tuesday, January 23, 2007

MAZMUR-MAZMUR ZIARAH

Mazmur 120-134 adalah kumpulan mazmur-mazmur yang disebut "mazmur ziarah." Lagu-lagu ini dinyanyikan dalam tiga prosesi perayaan tahunan, ketika para peziarah "naik" ke Yerusalem (Kel. 23:14-17; Ul. 16:16), sehingga lagu-lagu ini disebut "mazmur ziarah." Bukan berarti mazmur-mazmur ini aslinya digubah untuk tujuan ini, tetapi baru dikelompokkan demikian di kemudian hari.

Mazmur 120 Lagu pertama dalam rangkaian mazmur ziarah ini mengungkapkan sang pemazmur yang merindukan hidup yang damai harus hidup di tengah-tengah umat yang berkelakuan seperti orang kafir. Perkataan mereka yang jahat telah menimbulkan pertengkaran dan saling menghancurkan. Ketika ia sangat tertekan oleh keadaan yang jahat ini, ia berharap hanya kepada Allah untuk menolong mengatasinya.

Mazmur 121 Saat umat Allah berziarah ke Yerusalem, dan ke Sion, bukit Allah, mereka harus melewati perjalanan yang jauh dan sering kali terdapat bahaya yang mengintai mereka di sepanjang jalan. Siapakah yang melindungi mereka? Dia adalah Allah Israel yang setia, yang tidak pernah terlelap yang memelihara di sepanjang perjalanan mereka.

Mazmur 122 Pemazmur mengungkapkan sukacitanya pergi ke Yerusalem untuk beribadah di rumah TUHAN. Yerusalem melebihi kota-kota lain, karena Allah hadir di sana . Dengan kedatangan Kristus, kita sekarang dapat mengalami kehadiran Allah di segala tempat (Yoh. 4:19-23). Pemazmur merindukan berkat bagi kota Yerusalem dan mengikhtiarkan kesejahteraan bagi saudara-saudaranya.

Mazmur 123 Saat mengalami penghinaan dan penganiayaan dari orang jahat, satu-satunya yang menjadi pengharapan umat Allah ialah belas kasihan Allah untuk membela mereka.

Mazmur 124 TUHAN-lah yang melepaskan kita dari tangan orang-orang yang memusuhi kita. Ia telah melalukan bahaya besar dari kehidupan kita, karena itulah kita bersyukur kepada-Nya.

Mazmur 125 Orang yang bersandar pada TUHAN tidak akan goyah, mereka seperti Gunung Sion yang terlindung dengan kokoh. Hanya di dalam perlindungan TUHAN kita akan mendapatkan kestabilan dan kedamaian yang teguh.

Mazmur 126 Dari keterpurukan yang tak terperi, dari keadaan yang tidak berpengharapan, pemulihan yang dikerjakan Allah merupakan suatu keajaiban yang menakjubkan. Ketika orang-orang Israel kembali dari pembuangan di Babel , mereka sangat bersukacita, tetapi kita lebih bersukacita karena keselamatan sempurna di dalam Yesus Kristus.

Mazmur 127 Usaha manusia menjadi sia-sia jika TUHAN tidak memberkati. Karena itu, kita harus mengakui bahwa segala kebaikan yang kita peroleh merupakan karunia Allah semata. Hanya dalam berkat Allah, semua usaha kita dalam bekerja, membangun keluarga dan membesarkan anak-anak, akan berbuah. Mazmur ini tidak mengajarkan kemalasan, tetapi mengajarkan kita untuk mengakui dan bersandar kepada Allah sebagai sumber berkat sejati.

Mazmur 128 Orang yang berhasil ialah orang yang takut akan TUHAN. Pekerjaannya akan diberkati, dia sendiri akan berbahagia, dan akan memiliki keluarga yang bahagia.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home