Friday, May 25, 2007

PENCIPTAAN MODERN
oleh Randall W. Younker

Salah satu topik yang hangat diperdebatkan pada zaman modern ini ialah pertanyaan bagaimana kehidupan ada di atas dunia ini. Ada dua pilihan dasar:

(1) melalui proses evolusi yang lambat dan alamiah atau

(2) melalui perintah Penciptaan versi Alkitab.

Yang berhubungan erat kepada topik ini ialah pertanyaan mengenai waktu, berapa lama kehidupan ada di atas planet ini? Perbedaannya sangat nyata, apakah ratusan juta tahun atau beberapa ribu tahun saja. Kesimpulan ilmu pengetahuan evolusi modern telah membuat pernyatan Penciptaan versi Alkitab semakin tidak populer biarpun di antara denominasi Kristen yang konservatif.

Argumen yang disajikan di sini didasarkan atas penerimaan cerita yang sepenuhnya sejarah yang mula-mula dunia ini yang diilhamkan dan secara historis dapat dipercaya menurut Firman Allah. "Alkitab keluar dengan segarnya dari mata air kebenaran kekal, dan sepanjang zaman tangan Ilahi telah memelihara kemurniannya. Alkitab menerangi masa lalu yang jauh, di mana penelitian manusia sia-sia berusa untuk menembusinya. Hanya dalam firman Allahlah kita memandang kuasa yang meletakkan dasar bumi ini, dan yang membentangkan segala langit." Education, hlm. 173.

Harus disadari bahwa tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang mengatakan dengan persis pada tahun berapa dan berapa tahun yang lalu pekan penciptaan itu berlangsung. Namun demikian, ada sejumlah data kronologis dalam Alkitab yang, bilamana dilihat secara kolektif, menunjukkan kepada Penciptaan berkisar 6000 tahun. Dengan alasan ini, pemikiran bahwa pekan penciptaan terjadi hanya beberapa ribu tahun yang lalu, telah umum dimengerti baik oleh orang Yahudi maupun oleh orang Kristen yang percaya sepanjang sejarah. Pengertian ini telah diterima hampir secara universal di antara orang-orang yang percaya sampai abad kesembilan belas, pada waktu penemuan-penemuan geologi modern mulai menantang kesimpulan itu. "Banyak orang yang mengaku mempercayai Alkitab kehilangan nilai oleh karena perkara-perkara ajaib yang ditemukan di bumi ini, kehilangan pandangan bahwa pekan penciptaan hanyalah tujuh hari secara harfiah saja, dan bahwa dunia ini sekarang baru berumur kira-kira enam ribu tahun."-Signs E. White,. 1879.

Selama berabad-abad, banyak pelajar Alkitab telah terpesona oleh data kronologis (data urutan waktu) dalam Alkitab dan telah berusaha menggunakan informasi itu untuk merekonstruksi suatu kronologi dunia ini. Tetapi bahan-bahan kronologi dalam Alkitab tidak selamanya mudah dimengerti, dan para sarjana belum bisa menyetujui satu kronologi Alkitabiah pun. Jadi, tidaklah heran bahwa pada tahun 1738, Des Vignolles, dari Royal Society of Berlin, mengatakan bahwa ia mengetahui sedikitnya 200.kronologi Alkitabiah dengan tahun-tahun Penciptaan yang berkisar antara tahun 3500 sampai tahun 7000 Sebelum Masehi. Yang paling umum dari kronologi ini ialah yang dibuat oleh Uskup Agung James Ussher (1581-1656), dari Armagh, Irlandia Utara, yang skemanya tersebar luas karena dipilih untuk digunakan di pinggir halaman-halaman Alkitab versi King James pada tahun 1679 M. Menurut skema Ussher, Penciptaan terjadi pada tahun 4004 S.M. Penanggalan Ussher kemudian diperbaiki oleh Dr. John Lightfoot dari Oxford, Yang memperdebatkan (malangnya tidak disertai dukungan Alkitabiah yang kuat) bahwa Adam telah diciptakan pada pukul 09:00 pagi pada tanggal 23 Oktober tahun 4004 S.M.!

Ada bukti-bukti lain selain Ussher untuk kronologi yang pendek. Yang 200 lebih kronologi yang berbeda yang dicatat oleh Des Vignolles menyatakan kepada kita dua perkara. Yang pertama, fakta bahwa data Alkitab dapat disatukan atau ditafsirkan dalam banyak cara yang berbeda. Ini mengajarkan kepada kita supaya jangan terlalu dogmatis. Yang kedua, semua kronologi ini menunjuk kepada Penciptaan berkisar 6000 tahun. Dengan demikian, meskipun ada ketidak-tentuan, tidak ada alasan untuk mengatakan Alkitab mengajarkan bahwa Penciptaan terjadi jutaan tahun yang lalu, atau selama waktu jutaan tahun.

PADA MULANYA ALLAH ... (Kej. 1:1, 2).

Ada pendekatan yang meluas di antara para sarjana mengenai bagaimana sebaiknya menerjemahkan Kejadian 1:1, 2, dan apa arti ayat-ayat ini. Alkitab versi King James (KJV) hanya menerjemahkan kedua ayat yang pertama ini sebagai dua kalimat yang independen (bebas): Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Dan bumi tanpa bentuk dan kosong; dan kegelapan menutupi permukaan laut " (KJV).

Sebagian orang mengatakan bahwa kalimat-kalimat ini sebenarnya mengatakan, "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Dan bumi menjadi tanpa bentuk dan kosong." Apa yang tersirat dalam pendekatan ini ialah bahwa bentuk kehidupan eksis atau ada di atas dunia ini jutaan tahun sebelum umat manusia muncul, mengatakan bahwa dua ayat yang pertama buku Kejadian menggambarkan suatu "Penciptaan rangkap" (Kadang-kadang ini disebut sebagai teori "penghancuran dan pemulihan"). Para pendukung interpretasi ini memperdebatkan bahwa ayat 1 sebenarnya menerangkan penciptaan sebelumnya (lebih dahulu) kehidupan di atas duma ini, jutaan tahun sebelum pekan penciptaan dinyatakan kemudian dalam pasal 1, dan bahwa ayat 2 menerangkan kebinasaan kehidupan yang sebelumnya (itu "menjadi" tanpa bentuk dan kosong). Orang-orang.Kristen ini berspekulasi bahwa Satan adalah penguasa penciptaan pertama im, tetapi oleh karena pemberontakannya, bumi ini "menjadi" tanpa bentuk dan kosong. Menurut dugaan ayat 3 mulainya penciptaan kedua dan bumi kita yang sekarang.

Tetapi, ada banyak masalah dengan teori ini, tidak kurang dari menggantikan kata "belum" dengan "menjadi." Para sarjana lbrani sepakat bahwa ini bukanlah terjemahan yang sah, yang absah, sebab bertentangan dengan hukum dasar (fundamental) tata bahasa lbrani. Terjemahan yang terbaik tetap "bumi belum berbentuk dan kosong."

Ada interpretasi lain yang memperdebatkan bahwa ayat pertama harus diterjemahkan sebagai berikut: "Ketika Allah mulai menciptakan langit dan bumi, bumi belum berbentuk dan kosong". Ide terjemahan ini datang dari membandingkan Kejadian 1:1 dengan cerita penciptaan Mesopotamia purba, yang khas dimulai dengan "ketika." Pandangan ini mengatakan bahwa sebelum Allah memulai sembarang kegiatan penciptaan dalam hubungannya dengan bumi ini, sesuatu sudah ada di sini-walaupun tanpa bentuk dan kosong!

PADA MULANYA ALLAH ... ( Ams. 8:22-26, 30; Mi. 5:2; Ayb. 38:7; Yes. 14:12-21; Yeh. 28:12-17; I Yoh. 3:8).

1. Mikha 5:2, NKJV, . menerangkan seorang Pemerintah (Kristus) yang keberadaannya adalah "sejak purbakala, sejak dulu kala (kekekalan)" (lihat juga lbrani 1:8).

2. Ayub 38:7 menunjukkan bahwa anak-anak Allah sudah ada sebelum penciptaan bumi ini, mereka ada di sana untuk menyanyi dan bersorak-sorai karena kesukaan atas penciptaan.

3. Kejadian 1:16 bahasa lbrani mengatakan bahwa matahari dan bulan menerima tugas mereka untuk mengatur waktu dan musim "bersama-sama" atau "sebagai tambahan kepada" bintang-bintang; pengertiannya ialah bahwa bintang-bintang sudah ada sebelum pekan penciptaan, melakukan tugas-tugas mereka yang sudah ditentukan.

4. Takhta Allah, yang ada di surga, telah ada dari sejak kekekalan (Mzm. 45:7193:2). Surga juga adalah tempat tinggal para malaikat, yang tampaknya telah diciptakan sebelum bumi diciptakan.

5. Menurut 1 Yohanes 3:8, Iblis berbuat dosa dari mulanya, "mulanya" kejahatan Lucifer ini mendahului enam hari penciptaan (lihat Yes. 14; Yeh. 28); dengan ini kita menarik kesimpulan bahwa penciptaan para malaikat mendahului penciptaan kehidupan di atas bumi ini. Ayat-ayat ini, antara lain memberi tahu kepada kita bahwa Allah sang Bapa, sang Anak, dan Roh Kudus sudah ada sejak kekekalan. Surga, bintang-bintang, Lucifer, para malaikat, dan barangkali mahluk-mahluk lainnya sudah ada sebelum planet kita diciptakan. Allah kekal dan Pencipta semesta alam yang maha luas memilih Planet Bumi kita, yang "belum berbentuk dan kosong", untuk menciptakan kehidupan di atasnya. Ia juga menunjukkan kasihNYa yang maha agung kepada dunia kita ini oleh memberikan AnakNya yang tunggal mati untuk kita.

PENCIPTA KITA : ALLAH YANG MAHAKUASA, SAHABAT PRIBADI KITA (Kej. l dan 2; Mat 19:4, 5; Mrk.10:2-9).

Para sarjana Alkitab telah sejak lama memperhatikan bahwa dalam bahasa lbrani, Allah ditunjukkan berbeda-beda dalam pasal 1 dan 2. Dalam pasal 1 Allah disebut Elohim (Allah) sementara dalam pasal 2 la disebut Yahwe (Tuhan) atau Yahwe-Elohim (Tuhan Allah). Lebih jauh, dalam pasal 1 Allah digambarkan sebagai sangat berkuasa, teratur dan sangat luar biasa - la hanya berbicara, maka terciptalah! Sebaliknya, dalam pasal 2 kita melihat Allah turun tangan, dengan lemah lembut membentuk manusia dari tanah liat dengan tangan-Nya sendiri dan menghembuskan napas hidup ke dalam lubang hidung yang tak bernyawa itu.

Pengkritik Alkitab generasi terdahulu berpikir bahwa penggunaan dua nama Ibrani yang berbeda untuk Allah dalam Kejadian 1 dan 2 adalah bukti bahwa penulis yang berbeda menulis dua pasal ini. Bahwa pasal-pasal itu benar-benar dua yang berbeda dan dalam cerita Penciptaan yang bertentangan. Akan tetapi, para sarjana belakangan ini seperti Ahli Mesir Kenneth Kitchen telah memper­hatikan bahwa penggunaan nama yang , berbeda untuk Allah yang sama dalam ayat yang sama sebenarnya adalah biasa dilakukan dalam teks Mesir dan Mesopotamia.

Lalu, mengapa nama yang berbeda digunakan dalam Kejadian mengenai cerita Penciptaan? Sarjana lbrani Umberto Cassuto mengatakan bahwa peng­gunaan dua nama Ibrani untuk Allah hanya menunjukkan dua aspek yang ber­beda dari dua tabiat Allah : Yahwe adalah nama perjanjian untuk Allah, dan Elohim adalah menekankan keuniversalan-Nya sebagai Allah segenap bumi. Dengan cara lain dapat dikatakan bahwa Yahwe- menerangkan siapa Allah itu, dan Elohim menerangkan apa Dia. Sarjana Alkitab M. H. Segal memperdebatkan bahwa nama yang berbeda hanya untuk keperluan keanekaragaman Apa pun tujuan berbeda digunakan nama-nama yang berbeda itu, tidak diragukan bahwa gambaran Allah yang lebih rinci, pribadi dan intim diberikan pada pasal yang kedua.

" YANG TIDAK DICIPTAKAN ALLAH "

Sebagian orang heran mengapa Kejadian 1 menyatakan bahwa tumbuh-tumbuhan dan manusia sudah dijadikan pada pekan pertama Penciptaan (Kej. 1:11, 12, 26, 27), sementara pasal dua kelihatannya menyatakan bahwa Allah belum selesai menjadikan ini sampai waktu berikutnya (Kej. 2:4-6). Menurut Kejadian 2:4-6 empat perkara yang belum dijadikan Allah adalah : (1) semak di bumi (2) tumbuh-tumbuhan di padang (3) orang untuk mengusahakan tanah; dan (4) hujan yang turun ke bumi.

Setelah membaca ayat ini dalam bahasa Inggris, seseorang mungkin berpikir bahwa penulis pasal 2 ini mengabaikan fakta bahwa empat perkara ini telah diciptakan pada pekan pertama Penciptaan. Tetapi dalam ayat bahasa Ibrani jelas dikatakan bahwa empat perkara yang disebutkan dalam pasal 2 sebagai "belum" diciptakan, tidak ada hubungannya dengan perkara-perkara yang diciptakan selama enam hari penciptaan. Kata-kata Ibrani untuk dua perkara yang pertama, semak di bumi dan tumbuh-tumbuhan di padang, bukanlah nama yang sama dengan tumbuh-tumbuhan yang diciptakan pada hari ketiga Penciptaan - vegetasi, tumbuhan yang berbiji, pohon buah-buahan yang menghasilkan semak yang berbiji (Kej 1:11,12). Sebetulnya kata Ibrani yang diterjemahkan "semak"di dalam Kejadian 2:5 (siah), agak jarang di dalam Alkitab, terjadi hanya dalam dua ayat-ayat yang lain - dalam Kejadian 21:15 dan Ayub 30:4, 7. Konteks dari dua ayat-ayat yang ini telah meyakinkan para ahli tumbuh-tumbuhan yang telah mempelajari tumbuh-tumbuhan Alkitabiah bahwa siah adalah tumbuhan padang gurun yaitu tumbuhan yang berduri. Pernyataan lengkap siah hassadheh (semak di bumi", atau lebih baik "semak duri") terdapat hanya dalam Kejadian 2:5! Pertama kali semak duri dan rumput duri secara jelas disebutkan dalam Alkitab ialah dalam Kejadian 3:18, yang diperkenalkan sebagai akibat langsung kejatuhan manusia ke dalam dosa. Apa yang sebenamya dilakukan oleh penulis Kejadian 2 ialah menimbulkan pertanyaan dari manakah datangnya tumbuhan semak duri itu? Tumbuhan semak berduri dan rumput berduri bukanlah bagian dari Penciptaan "sungguh amat baik," yang telah diselesaikan sesudah enam hari Penciptaan; tetapi tumbuhan itu muncul sebagai akibat dari kejatuhan manusia ke dalam dosa.

ORANG YANG MENGUSAHAKAN TANAH (Kej. 2:5,7-25)

Apa maksud pernyataan "orang untuk mengusahakan tanah itu"? Kapankah pengusahaan tanah mulai? Kej. 2:5.

Dalam bahasa Ibrani suatu kata sifat yang menerangkan suatu kata adalah sangat penting. "Orang mengusahakan tanah itu" dalam Kejadian 2:5 bukan orang yang diciptakan pada hari keenam (Kej. 1:26, 27). Tetapi, itu adalah gambaran orang yang berlaku sesudah kejatuhan manusia ke dalam dosa, pada waktu Adam harus berjuang dengan tanah (mencangkul dan mengairinya) untuk memperoleh makanannya (lihat Kej. 3:17). Jenis manusia seperti ini selaras dengan "semak duri" dan "tumbuhan di padang," yang pemunculannya juga sesudah kejatuhan ke dalam dosa. Dengan demikian, sekali lagi, "orang untuk mengusahakan tanah itu belum ada" dalam pasal 2, ia tidak akan menjadi orang seperti itu sebelum pasal 3, sesudah manusia jauh ke dalam dosa.

Menarik untuk diperhatikan bahwa dalam cerita penciptaan Mesopotamia, salah satu berkat para dewa kepada raja-raja duniawi salah menyediakan kebutuhan manusia yang mau bekerja seperti ternak" dan yang akan "mengairi" ladang. Tetapi, Allah Alkitab tidak menciptakan manusia untuk menjadi pekerja budak. Sebaliknya, dengan kasih sa yang dan dengan cermat la sendiri menanami taman dan menyediakan pengairannya!. Lalu la memberikan taman itu kepada Adam dan Hawa sebagai hadiah, sebagai karunia. Sejumlah sarjana telah memperhatikan perbedaan penting ini antara cerita Penciptaan Alkitab dengan cerita yang tidak bersumber dari Alkitab. Mereka telah menyimpulkan bahwa penulis Kitab Kejadian dengan jelas menyuguhkan suatu "polemik" Penciptaan, yaitu suatu cerita yang dirancang untuk menantang pandangan-pandangan yang salah mengenai Penciptaan yang beredar, dengan cerita yang sebenarnya.

Pekerjaan yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita yang pertama di Taman Eden ialah "mengawasi dan memelihara taman itu" (Kej. 2:15, NKJV). Pekerjaan ini tidak sama dengan pekerjaan yang harus dilakukan Adam sesudah kejatuhan ke dalam dosa "dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu" (Kej. 3:19). "Pekerjaan mereka tidak melelahkan dan membosankan, tetapi menyenangkan dan menguatkan... - Patriarchs and Prophets, hlm. 50.

Ada yang lebih khusus rangkuman cerita Penciptaan dalam pasal 2, tetapi tidak akan mulai sebelum ayat 7 gantinya ayat 4. Gambaran yang diberikan dalam ayat-ayat ini sesungguhnyalah satu Allah yang penuh kasih menyediakan segala sesuatu yang akan dibutuhkan oleh Adam dalam keberadaannya yang baru, termasuk suatu tempat untuk tinggal, makanan dan minuman yang limpah, kekuasaan atas tempat tinggalnya serta istri dan pendampingnya yang kekasih, Hawa.

Seperti "semak di bumi," pernyataan lbrani yang diterjemahkan sebagai "tumbuhan di padang ", 'esev hassadhe sangat jarang dalam Alkitab. Bahkan hanya muncul dua kali-dalam Kejadian 2:5 dan 3:18. Kunci untuk mengerti sifat tumbuhan ini terdapat dalam Kej. 3:17, 18, di mana diberitahukan kepada kita bahwa `esev hassadhe adalah tumbuhan yang harus menjadi makanan Adam setelah kejatuhannya ke dalam dosa "Maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang ['esev hassadhe] akan tetap menjadi makananmu." Tumbuh-tumbuhan ini bukan pohon yang menghasilkan buah yang disediakan Allah menjadi makanan manusia, yang diciptakan pada hari ketiga. Sebaliknya, itu adalah tumbuhan yang hanya dipelihara oleh manusia sesudah kejatuhannya ke dalam dosa.

KEMATIAN DALAM DUNIA BINATANG

-Sebelum Ada Dosa ?

Baca : Kej. 1:1-31; 3:2-4; Rm. 5:12,14; 1 Kor. 15 : 21

Alkitab mengajarkan bahwa penderitaan dan kerusakan yang dialami oleh dunia binatang berhubungan secara langsung dengan kejatuhan manusia ke dalam dosa. Na­mun sebagian orang mengatakan bahwa catatan fosil-fosil mencerminkan penderitaan binatang binatang telah ada hampir 600 juta tahun sebelum penciptaan manusia. Salah satu masalah yang lebih mengganggu yang kias hadapi ialah masalah penderitaan dan rasa sakit dunia binatang, terutama jika seseorang percaya bahwa dunia binatang sudah ada jutaan tahun sebelum manusia ada. Bukti-bukti Alkitabiah menunjukkan bahwa tidak ada binatang pemakan daging sebelum kejatuhan manusia ke dalam dosa. Menurut Kejadian 1:30, makanan mula ­mula segala binatang adalah "segala tumbuh-tumbuhan hijau."

Dari pengertian kita sekarang mengenai binatang pemakan daging, kelihatannya tidak mungkin bagi mereka untuk hidup dengan makanan vegetaris (tanpa daging).
Karnivora (pemakan daging) adalah bagian penting dari "rantai makanan" dalam sistem lingkungan hidup (ekosistem) kita. Binatang pemakan bangkai adalah merupakan sistem pembuangan sampah - mereka menolong membersihkan bangkai-bangkai binatang yang sudah mati. Tetapi tidaklah demiki­an halnya pada mulanya. Ini menunjukkan bahwa perubahan telah terjadi dalam dunia tumbuh-tumbuhan dan dunia binatang, perubahan yang terjadi di luar pengeta­huan kita sekarang.

TRANSFORMASI DUNIA BINATANG (Kej. 6:11,12; 9:2).
"Di bawah kutuk dosa, seluruh alam akan menyaksikan kepada manusia sifat dan akibat dari pemberontakan melawan Allah. Pada waktu Allah menjadikan manusia, la membuatnya menjadi penguasa atas bumi dan segala makhluk yang hidup.
Selama Adam tetap setia kepada Surga, segala alam tunduk kepadanya. Tetapi, pada waktu ia memberontak melawan hukum Ilahi, makhluk-makhluk yang rendah pun memberontak kepada penguasanya." Patriarchs and Prophets, him. 59.

"Oleh karena dosa manusialah sehingga " segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin" (Rm. 8:22). Demikianlah penderitaan dan kematian diwariskan, bukan saja kepada manusia, tetapi juga kepada binatang-binatang." Patriarchs and Prophets, hlm. 443.

Hubungan Adam dengan binatang-binatang tidak begitu berbeda dari hubungan seorang raja dengan rakyatnya. Dalam hal ini, binatang-binatang adalah "rakyatnya." Ada pelajaran yang terdapat dalam Alkitab, terutama dalam kitab 2 Raja-raja dan 2 Tawarikh, bahwa bilamana raja-raja atau pemimpin lain benar, maka rakyat cenderung mengikut mereka dalam kebenaran. Tetapi, jika para pemimpin bertindak jahat maka rakyatpun akan mengikuti mereka dalam kejahatan.

Salah satu cara untuk mengetahui bagaimana alam sebelum kejatuhan manusia ke dalam dosa adalah dengan mempelajari keterangan Alkitab mengenai bumi yang baru. Alkitab menjelaskan bahwa kematian adalah pengganggu yang tidak diharapkan dan tidak disukai dalam dunia kita, dan bahwa kematian itu tidak mempunyai bagian dalam bumi yang akan datang (Yes. 11:6-9; Why. 21:4). Misteri ini adalah sesuatu yang tidak bisa diungkapkan sama seperti yang memastikan bahwa tubuh kita yang fana dibuat menjadi baka (1 Kor. 15:50-55). Namun demikian, sifat kehidupan dalam planet ini akan diubahkan! Tetapi pandangan Alkitabiah ini, bertentangan dengan pengertian se­karang mengenai hukum-hukum ekologi (lingkungan hidup). Ekologi modern membe­ritahukan kepada kita bahwa kematian adalah bagian penting dari kehidupan dalam dunia kita sekarang ini. Bahkan, kebanyakan para ahli biologi mengalami kesulitan untuk mengerti bagaimana mungkin mempunyai kehidupan tanpa kematian, oleh kare­na kepada mereka kematian adalah begitu penting kepada siklus kehidupan yang seka­rang ini. Tetapi transformasi pada kedatangan Kristus yang kedua kali bukan saja meli­batkan kemanusiaan tetapi juga seluruh ciptaan (Rm. 8:19-21). Ciptaan itu sendiri sedang menunggu anak-anak Allah akan dinyatakan agar mereka juga akan dibebaskan dari perhambaan kerusakan!

Jelas bahwa Alkitab menunjukkan bahwa bumi menjadi penuh dengan kekerasan sebab manusia dalam dunia telah merusak jalan jalan mereka sendiri. Pendeknya, pemberontakan manusia menjalar ke seluruh makhluk ciptaan. Tanda-tanpa perubahan itu terdapat dalam Kejadian 6:11, yang mengatakan kepada kita bahwa, oleh karena kejahatan manusia, bumi telah menjadi "rusak" dan "penuh dengan kekerasan." Sering diduga bahwa keke­rasan ini oleh karena perbuatan manusia yang jahat." Mereka [manusia] senang membantai binatang-binatang. Mereka menggunakan binatang menjadi makanan mereka, dan ini menambah keganasan dan kekerasan binatang, dan menyebabkan binatang memandang darah manusia dengan acuh tak acuh atau tidak penting."-Spiritual Gifts, jld. 3, him. 63, 64.

Kelihatannya aneh bahwa Allah dan Pencipta kita yang berkasihan akan membiarkan 600 juta tahun lamanya binatang menderita, yang sebagian orang Kristen tanpa bukti, mengatakan terjadi sebelum penciptaan manusia. Kete­rangan yang diberikan oleh Alkitab terdapat dalam Roma 8:12-22. Makhluk tunduk kepada "perbudakan kebinasaan sebagaimana dikatakan Roma
8:21.

Kaum evolusionis telah lama menyadari pengaruh teori mereka terhadap cerita Alkitabiah Penciptaan. Pada tahun 1840, seorang ahli geologi Edward Hitchcock menulis, "Interpretasi atau tafsiran umum Alkitab adalah sampai kejatuhan manusia ke dalam dosa, kematian tidak ada di dunia ini sekalipun di antara binatang yang paling rendah. Karena Alkitab mengatakan bahwa kematian datang oleh karena satu orang manusia (1 Kor: 15:2 1) dan oleh karena satu orang dosa masuk ke dalam dunia ini dan oleh dosa itu maut (Rm. 5:12). Tetapi ilmu geologi mengajarkan kepada kita bahwa sejumlah besar binatang telah hidup dan mati sebelum penciptaan manusia."-Elementary Geology" (Amherst, Mass.: J.S. and C. Adam, 1840), h1m. 273. Jelas, sebagaimana yang disadari oleh Hitchcock, bahwa interpretasi ilmiah khusus geologi ini dan keterangan Alkitab mengenai asal mula makhluk bertentangan satu sama lain.

Ellen White dengan jelas men yang kal bahwa binatang yang ditemukan tertanam dalam fosil menyatakan keberadaan kehidupan binatang jutaan tahun lamanya sebelum pekan penciptaan sebagaimana yang terdapat dalam Alkitab. Sebaliknya, asal mula dari bangkai atau sisa-sisa binatang-binatang ini harus dimengerti sebagai akibat dari Air Bah sebagaimana yang diceritakan dalam Alkitab. Bangkai manusia, binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam tanah, yang adalah fosil, "dianggap sebagai suatu bukti keberadaan atau eksistensi kehidupan tumbuh-tumbuhan dan binatang sebelum masa tulisan ­tulisan Musa. Tetapi mengenai hal-hal ini sejarah Alkitab menyediakan kete­rangan yang cukup banyak.. . . Pada waktu air bah, permukaan bumi telah rusak dan terjadi perubahan-perubahan yang nyata, dan dalam pembentukan kembali kulit bumi telah menyimpan banyak bukti-bukti kehidupan yang ada sebelum air bah itu." Education, him. 129.

Allah menunjukkan (Roma 8: 8-22) bahwa pendertiaan binatang dihubungkan secara langsung dengan kejatuhan manusia ke dalam dosa. Mengatakan bahwa binatang telah hidup dan mati sejak jutaan tahun sebelum Penciptaan dan kejatuhan Adam dan Hawa, bukan saja bertentangan dengan Roma 8 tetapi juga bertentangan dengan kenya­taan bahwa Yesus adalah Pencipta dan Juruselamat yang berbelas kasihan.

Randall W. Younker adalah Profesor Madia Perjanjian Lama dan Arkeologi Alkitabiah dan Direktur Istitut Arkeologi, Universitas Andrews - USA .

Tulisan di atas termuat dalam Pedoman Pemahaman Alkitab Sekolah Sabat Dewasa (edisi bahasa Indonesia ) terbitan Juli-Sep 1999 berjudul "Ciptaan Allah."

0 Comments:

Post a Comment

<< Home